Sebelumnya gue udah pernah bahas soal perempuan dengan budaya patriarki yang terjadi di masyarakat. Ternyata selain patriarki ada beberapa hal lainnya yang harus di khawatirkan terutama bagi perempuan, yaitu sexual harassment atau pelecehan seksual. Dan gue juga sempet baca cuitan twitter soal sexual harassment serta peran aktif dan kesadaran masyarakat. Salah satu hal yang mereka lakukan adalah dengan mengisi petisi, membuat kampanye pakaian anti kekerasan seksual dan suara mereka yang menyuarakan hal tsb. Karena itu gue ingin membahas nya di tulisan kali ini.
Sexual harassment adalah segala macam tindakan seksual baik fisik ataupun non-fisik yang tidak diinginkan dan menyasar pada bagian tubuh. Pelecehan seksual banyak terjadi dimana aja baik perempuan ataupun pria walaupun memang kebanyakan kasus terjadi pada perempuan.
Kenapa dikatakan bahwa perempuan lebih sering terkena sexual harassment?
Pertama, karena banyak perempuan yang pernah mengalami pelecehan seksual gak mau untuk melapor. Karena merasa malu dan takut akan menjadi cibiran masyarakat kepada nya dan parah nya lagi selain menjadi sasaran empuk kadang mereka juga di salahkan karena dianggap pemancing nafsu para lelaki. Mungkin dengan menyalahkan tingkah laku nya atau pakaian nya yang mungkin dianggap menggoda. Kalau memang begitu kenapa masih ada perempuan tertutup dan agamais yang masih aja menjadi korban pelecehan? Berarti udah jelas dong kalau kasus ini terjadi bukan karena pakaian yang dikenakan—gak ada hubungan nya.
Kedua, banyak pernyataan yang mengatakan bahwa perempuan sudah kodrat nya untuk memuaskan lelaki. Misalnya sebagai pelampiasan hasrat seksual aja, maka dari itu menjadikan perempuan sebagai alat pemuas karena mindset lelaki yang berpikir bahwa perempuan hanya sebagai pemuas lelaki aja. Yep disamping itu adanya kekusaan yang menjadi alasan, karena lelaki merasa memiliki kekuasaan serta uang yang melimpah mungkin. So that's why berani melecehkan perempuan demi memuaskan hasrat.
Ketiga, perempuan dianggap sebagai etnitas yang lemah dan bodoh dibanding lelaki. Maka dari itu banyak lelaki yang merendahkan kedudukan perempuan—dianggap level nya dibawah lelaki. Patriarki? Jelas. Gak jauh-jauh bahas nya patriarki lagi, mungkin karena udah melekat di masyarakat kali ya dan menjadi suatu hal yang harus di waspadai.
Itulah ketiga poin penting yang menjadi alasan kenapa perempuan banyak menjadi korban pelecehan. Lalu, seperti apa contoh sexual harassment itu? Karena banyak perempuan yang sadar atau gak sadar soal pelecehan seksual atau sexual harrasment ini. Dan harus kita waspadai karena kasus ini gak hanya terjadi secara langsung tetapi juga tidak langsung seperti chatting. Terlebih sekarang di masa pandemi kasus ini banyak terjadi melalui online. Sexual harassment ternyata bukan hanya soal pemerkosaan aja loh. Ada beberapa hal yang kita gak sadar bahwa itu adalah sexual harassment, seperti :
1. Bercanda atau berbicara soal sexual yang menggoda. Tanpa disadari ini merupakan sexual harrasment dan mengatakan tentang kalimat kemaluan atau apapun itu yang berbau seksual.
2. Seseorang sengaja menyentuh bagian alat penting (kemaluan) wanita. Kasus ini udah banyak terjadi dimanapun baik ditempat umum atau di sekitar rumah. Dan perlu diingat bahwa sexual harrasment gak hanya dari orang lain tetapi bisa dari keluarga sendiri karena udah terbukti dari kasus yang pernah terjadi. Ayah mencabuli anak, om perkosa ponakan, blablabla dll.
3. Dizaman serba mudah ini dan teknologi semakin canggih sangat bisa digunakan bagi si pelaku untuk melecehkan melalui komentar, foto, video atau apapun melalui media sosial. Parah nya lagi sampai ada yang membuat situs khusus untuk hal tersebut.
4. Catcalling yang merupakan panggilan siulan atau panggilan yang tendensi sexual. Biasanya sering terjadi di sekitaran jalanan, kalau yang satu ini gue pribadi pernah merasakan. Seperti dibilang "Assalamu'alaikum Ukhti" atau di berikan siulan yang ranah nya untuk menggoda. Gak nyaman, gak aman dan takut udah pasti yang gue rasakan kala itu. Tapi lagi-lagi gue gak berani berbuat apa-apa karena merasa gak aman padahal gue adalah pesilat. Makanya kenapa gue ngerti perasaan para korban sexual harassement seperti apa. Note, pelecehan sexual bisa terjadi dimana aja sekalipun itu di rumah ataupun di tempat latihan bela diri yang dimana niat nya untuk menjaga diri tapi malah gak terjaga.
Gue nulis contoh nya aja udah merinding. Gak bisa ngebayangin gimana dan apa yang akan terjadi pada korban. Bagaimana dengan hukum soal pelecehan seksual ini? Apakah hukum di Indonesia gak melindungi soal pelecehan seksual? Pada tahun 2019 lalu, Indonesia tercatat adalah negara no 2 di Asia Pasifik yang berbahaya bagi perempuan. Karena setiap tahun nya selalu muncul kasus-kasus baru soal pelecehan seksual. Apakah berarti Indonesia gak peduli soal sexual harassment terlebih pada korban?
Entahlah.
Bagi korban dampak yang mereka alami pasti sangat banyak menimbulkan efek negatif dan hantu bagi perempuan terutama korban yang pernah mengalami. Para korban cenderung memiliki self-esteem yang rendah, rasa trauma karena syok yang mereka alami yang dapat menimbulkan luka mendalam, rasa malu, jijik pada tubuh sendiri, kurang berharga, kecemasan, kekerasan pada diri sendiri serta depresi dll.
Gue mengajak perempuan diluar sana yang membaca tulisan ini. Ayo bersama, sekarang waktunya kita sebagai perempuan membawa perubahan. Kita harus bangkit dan menjadi wanita yang berpikiran positif agar gak dianggap lemah ataupun bodoh oleh lelaki hidung belang. Kita harus berani bersikap tegas. Berani memberikan teguran kepada pelaku. Dan laporkan. Jangan biarkan kasus sexual harassment yang meresahkan ini terjadi lagi. SEMANGAT. Dan untuk laki-laki yang membaca tulisan diakhir ini please STOP the sexual harrasment. Jangan ada lagi perempuan yang kalian jadikan sebagai pemuas semata aja. Apalagi kasus ini juga terjadi pada lelaki, pasti kalian merasakan dong sesama lelaki kalau menjadi korban pelecehan? Sekian.
